SEGITIGA EPIDEMIOLOGI (EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE) Covid-19
Penulis : Dr dr Gea Pandhita SpS MKes
( Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Prof DR Hamka, Epidemiologi Klinis, Spesialis Neurologi)
EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE biasa digunakan utk menganalisis tjd-nya penyakit infeksi. Segitiga ini terdiri dr AGEN (AGENT), PENJAMU (HOST), & LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
– Pd kondisi normal, ketiga komponen tsb berimbang. Perubahan pd satu (atau lebih) komponen dpt menaikkan atau menurunkan risiko terjadinya penyakit infeksi.
o Misal apabila kemampuan AGEN menginfeksi meningkat, atau kekebalan tubuh PENJAMU rendah, atau sanitasi LINGKUNGAN buruk, maka risiko terjadinya penyakit infeksi akan meningkat.
– Pada kasus Covid-19, AGEN INFEKSIUS-nya adalah SARS-CoV-2. PENJAMU-nya adlh Manusia
o Karakteristik AGEN (SARS-CoV-2) belum tll detail diketahui (khususnya terkait kemampuan virus bermutasi, obat anti-virus, & vaksin)
o Karakteristik PENJAMU (Manusia) yg dpt mempengaruhi pajanan, kerentanan, & respons thd agen (SARS-CoV-2) a.l adlh: usia (lansia), status fisiologis (higienitas yg kurang baik), status imunologis (penurunan sistem kekebalan tubuh), penyakit lain yg sdh ada sebelumnya (DM, hipertensi, penyakit kardiovaskular, pneumonia), & perilaku manusia (kurang olah raga, merokok, diet tdk sehat)
o Karakteristik LINGKUNGAN (FAKTOR EKSTRINSIK) yg mempengaruhi keberadaan agen & kerentanan thd agen a.l adlh: lingkungan fisik (sanitasi lingkungan buruk), kepadatan penduduk, modus komunikasi (fenomena dlm lingkungan yg mempertemukan penjamu dg agen)
– Berdararkan EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE, solusi utk mengendalikan kasus Covid-19 adlh dg memodifikasi AGEN (AGENT), PENJAMU (HOST), & LINGKUNGAN (ENVIRONMENT)
…
– Angka transmission rate (R0) Covid-19 diperkirakan sekitar 2-4 (setiap satu orang yg terinfeksi Covid-19 dpt menyebarkan kpd 2-4 orang lain yg rentan). Berdararkan EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE, angka R0 ini dpt diantisipasi dg MELINDUNGI ORANG SEHAT JANGAN JATUH SAKIT, DENGAN CARA PROMOTIF & PREVENTIF
– Angka fatality rate (CFR) Covid-19 diperkirakan antara 0,52% – 8,75%, dg median sekitar 4%. Berarti sekitar 4 kasus kematian setiap 100 kasus Covid-19 yg terdeteksi. CFR bervariasi & berbeda2 di tiap2 wilayah (negara), a.l dipengaruhi ol:
o Alat skrining & Alat diagnosis. Tingkat kemampuan mendeteksi kasus Covid-19
o Bias seleksi. Pemeriksaan hanya dilakukan pd orang2 ttt sj. Perbedaan kriteria siapa yg diperiksa.
o Periode waktu antara mulai timbulnya gejala dg wkt tjd kematian
o Sistem kesehatan yg kurang baik
o Banyaknya infeksi penyerta yg lain, atau penyakit penyerta yg lain, atau faktor pemberat yg lain (misal: banyaknya perokok)
o Faktor demografi penduduk (a.l proporsi lansia di suatu wilayah)
o Penentuan penyebab kematian. Apakah kematian benar2 akibat oleh Covid-19, atau kematian tjd pd orang dg sakit lain namun kebetulan positif Covid-19
…
– Data terakhir (28 Maret 2020) di Indonesia tdpt 102 pasien positif Covid-19 yg meninggal dunia.
o Apabila asumsi CFR di Indonesia sama dg rata2 dunia (sktr 4%), mk sbnrnya saat ini ada sktr 2550 penderita Covid-19 di Indonesia
o Apabila asumsi tingkat penyebaran (Angka transmission rate = R0) sktr 2, mk setiap 4 hari, jumlah tsb akan meningkat mjd dua kali lipat. Dalam 4 hari ke dpn (1 bln sejak pertamakali kasus Covid-19 di Indonesia diumumkan), jumlah penderita dpt mencapai sktr 5100 orang. Apabila R0 = 4, jumlahnya akan lebih besar lg.
o Apabila 14% pasien memerlukan rawat inap di RS & 5% dlm kondisi kritis, brp banyak ruang rawat inap & rawat inap khusus yg harus disiapkan oleh RS?
o Apabila CFR 4%, brp banyak kasus kematian akibat Covid-19 yg akan tjd dlm minggu2 ke depan? Apabila ternyata CFR di Indonesia meningkat sampai sktr 8% (akibat ketidakmampuan RS menangani jumlah pasien yg tll banyak), mk kasus kematian akibat Covid-19 akan lbh bnyk lg.
o Dpt dibayangkan bgmn perkiraan yg hrs dihadapi dlm minggu2 ke dpn apabila tidak dilakukan pengendalian yg optimal, a.l dg memodifikasi faktor2 PENJAMU & LINGKUNGAN.
…
– Saat ini teknologi kedokteran di Indonesia utk memodifikasi AGEN INFEKSIUS penyebab Covid-19 blm cukup baik (khususnya blm ditemukan obat anti-virus SARS-CoV-2 atau vaksin SARS-CoV-2), shg berdasarkan EPIDEMIOLOGIC TRIANGLE, solusi terbaik saat ini utk mengendalikan kasus Covid-19 adlh dg memodifikasi PENJAMU & LINGKUNGAN, a.l dg cara:
(1) memodifikasi PENJAMU
o meningkatkan daya tahan tubuh,
o menjaga higienitas,
o pola hidup bersih sehat,
o megendalikan penyakit lain yg memperberat,
o mengatur diet sehat,
o olah raga teratur,
o tidak merokok
(2) memodifikasi LINGKUNGAN
o memelihara sanitasi lingkungan,
o etika batuk-bersin yg benar,
o meminimalisir kontak (menghindari kerumunan, memodifikasi mode interaksi antar-orang, isolasi orang yg terinfeksi),
o monitoring ketat mobilitas orang yg berisiko menyebarkan infeksi. Semakin bnyk orang yg mengetahui bgmn kondisinya (positif Covid-19 atau tidak), akan semakin dpt menjaga diri spy tidak menularkan atau tidak tertular,
o identifikasi orang yg rentan terinfeksi.
(3) Dan usaha utk menurunkan angka fatality rate (CFR) a.l dg cara:
o memperbaiki metode skrining & diagnosis,
o memperluas cakupan pemeriksaan,
o mengendalikan faktor2 pemberat, dan
o memperbaiki sistem kesehatan, a.l memperbaiki sistem komunikasi & alur pelayanan, melengkapi sarana-prasarana RS (termasuk ruang rawat khusus, laboratorium khusus, APD, obat2an, dll), memilah mana pasien2 yg harus dirawat & yg dpt dirawat di rumah, menyediakan tenaga kesehatan yg terlatih, kemungkinan menyediakan RS darurat.
…
– “Sesungguhnya Allah tdk akan mengubah keadaan suatu kaum shg mereka mengubah keadaan yg ada pada diri mereka sendiri”
– “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, mk bertawakal-lah kpd Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang2 yg bertawakal pada-Nya”
Beberapa nasehat Rasulullaah:
– “Jika kalian mendengar wabah terjadi di suatu wilayah, janganlah kalian memasuki wilayah itu. Sebaliknya, jika wabah itu terjadi di tempat kalian tinggal, janganlah kalian meninggalkan tempat itu”
– “Janganlah kalian mencampurkan antara yg sakit dg yg sehat”
…