Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P. hadir memberikan kuliah tamu dalam acara APKKM (Asosiasi Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan Muhammadiyah ) yang diadakan di Fakultas Kedokteran Uhamka, pada tanggal 17 Januari 2020.
Kehadiran Menko PMK sekaligus bentuk nyata apresiasi serta dukungan bagi APKKM dalam membantu pemerintah untuk membangun Indonesia maju, yang didukung oleh sumber daya manusia unggul dan berdaya saing tinggi. Dalam sambutannya, Menko PMK menjelaskan pembangunan sumber daya manusia merupakan tanggung jawab bersama. Tiga visi Presiden yang memiliki hubungan dengan Kemenko PMK adalah peningkatan kualitas manusia Indonesia, pembangunan merata dan berkeadilan serta kemajuan kebudayaan yang mencerminkan kepribadian bangsa.
Sumber daya manusia akan menjadi kekuatan kita menyongsong Indonesia Negara Maju 2045. Dengan pertumbuhan penduduk yang seimbang maka pintu bonus demografi semakin terbuka lebar dan kita bisa memanfaatkannya untuk tujuan pembangunan,” tandasnya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menerangkan, Indonesia memiliki problem yang besar pada usia angkatan kerja karena problem stunting. Hampir separuhnya dari jumlah usia angkatan kerja di Indonesia pernah mengalami stunting.Dalam lima tahun terakhir, permasalahan stunting di Indonesia mengalami kemajuan yang positif. Berdasarkan data Survey Status Gizi Balita Indonesia, tahun 2019 menunjukan prevelensi stunting sebesar 27,67%, mengalami penurunan dari tahun 2018 yang sebesar 30.8%.
Menurut Menko Muhadjir, permasalahan stunting apabila tidak diselesaikan tuntas maka akan terus ada angkatan kerja Indonesia yang mantan penderita stunting. Apalagi pada tahun 2030 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Maka dari itu, Pemerintah akan berusaha selesaikan permasalahan stunting hingga serendah mungkin.
“Kalau bisa Indonesia mencapai angka stunting yang sangat rendah (<14%). Kalau kita ingin menyiapkan bonus demografi berkualitas. Kemudian sampai balita usia dini ini juga menjadi tanggung jawab kita mencegah mereka dari stunting. Apabila sudah lolos dari stunting itu sudah lumayan, baru setelah itu kita antar dengan memajukan pendidikan,” terangnya
Selain itu masalah lain yang dihadapi adalah mengenai kemiskinan. Sebagaimana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) 2020 – 2024, ditetapkan target penurunan tingkat kemiskinan antara 7% hingga 6,5%, atau 18,34 juta sampai 19,75 juta penduduk pada akhir tahun 2024. Pemerintah terus memfokuskan pengurangan tingkat kemiskinan dan penurunan prevelensi anak kerdil (stunting) sebagai prioritas utama untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas.
Dalam kesempatan itu, Menteri PMK juga berkesempatan berdialog dengan Prof. Dr. H. Gunawan Suryoputro, M.Hum. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah DR HAMKA dan para dekan Fakultas Kedokteran di lingkungan Universitas Muhammadiyah seluruh Indonesia.